Blogger Widgets
Hatsune Miku

widgets

Senin, 20 Mei 2013

Shalat Sunnah apa saja yang dilakukan secara berjamaah


Oleh: Ust. Dzulqarnain M. Sunusi
Tanya: Shalat sunnah apa saja yang bisa dilakukan secara berjamâ’ah?
Jawab:
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, “Shalat sunnah (Tathawwu’) dalam berjamâ’ah ada dua macam,
Pertama, shalat sunnah yang disyariatkan berjamâ’ah secara terus menerus, seperti (shalat) kusuf (gerhana), (shalat) istisqâ (meminta hujan) dan qiyam ramadhan (tarawih). Ini dikerjakan dalam berjamâ’ah terus menerus sebagaimana ketentuan sunnah telah berlaku.
Kedua, shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamâ’ah secara terus menerus, seperti shalat malam, shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, tahiyyatul masjid dan semisalnya. Ini apabila kadang-kadang dilakukan secara berjamâ’ah tidak masalah. Adapun berjama’ah secara terus menerus dalam hal tersebut adalah hal yang tidak disyari’atkan, bahkan suatu bid’ah yang dibenci, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para shahabat dan para tabi’in tidak memiliki kebiasaan berkumpul untuk shalat-shalat yang dilakukan terus menerus terhadap lebih dari (apa yang telah disebutkan).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya kadang-kadang melakukan tathawwu’ dalam hal tersebut pada suatu jama’ah yang sedikit. Beliau biasanya shalat malam sendirian, namun tatkala Ibnu ‘Abbas tidur di rumahnya, Ibnu ‘Abbas ikut shalat bersamanya [sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Bukhary dan Muslim, pent.]. Pada malam lain, Hudzifah shalat bersama beliau [sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim, pent.]. Pada malam lain (lagi), Ibnu Mas’ud shalat bersama beliau [sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Bukhary dan Muslim, pent.].
Demikian pula beliau shalat di rumah ‘Itbân bin Malik Al-Anshary di suatu tempat yang dia jadikan sebagai tempat shalat, (Itbân) ikut shalat bersama beliau [sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Bukhary dan Muslim, pent.]. Demikian juga beliau shalat bersama Anas, Ibu (Anas) dan seorang anak yatim [sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Bukhary dan Muslim, pent.]. Dan kebanyakan tathawwu’ beliau adalah beliau lakukan sendirian…” [Majmu’ Al-Fatawa 23/414]

0 komentar:

Posting Komentar